Tugas Teori-Teori Kepemimpinan



Nama                          : Elly Misnawati
NIM                            : 1 01 17 003
Tugas MK                  : Studi Kepemimpinan Islam
Dosen Pengampuh    : Roin Al Hadi, M. Hum

TABI’AT  KEPEMIMPINAN ATAU SIFAT KEPEMIMPINAN

Adapun sifat atau karakter kepemimpinan dalam Islam yang ideal itu dapat di kategorikan sebagai berikut:

a) Amanah.

Amanah merupakan kunci kesuksesan setiap pekerjaan, dan sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin, karena ia di beri amanah untuk mengelola organisaisi yang cakupannya sangat luas dan memerhatikan hak-hak orang banyak atau hak-hak orang lain.

b) Memiliki Ilmu dan Keahlian.

Maksudnya adalah menerapkan manajemen dengan mengetehui sepesialisasi bidang pekerjaannya dan ahli dalam epesilalisasi tersebut , karena tanpa ilmu dan keahlian maka tidak akan berjalan dengan efektif.

c) Memiiki Kekuatan dan Mampu Merealisir.

Jika seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan, maka ia tidak sanggup untuk mengendalikan anggotanya, dan jika pemimpin tidak memiliki potensi merrealisasikan keputusanya maka ia tidak lebih sebagai dekorasi .

d) Rendah Hati

Sabagaimana pemimpin harus kuat tapi tidak keras, juga ia harus rendah hati, namun tidak lemah untuk mendapat hati sehingga seluruh anggota mau bekerja sama dengannya.

e) Toleransi dan Sabar.

Karena keduanya adalah syarat bagi siapa saja yang memiliki kedudukan dikehidupan ini. Adapun kedua sifat tersebut seoramg tidak akan dapat memimpin dangan efektif.


f) Benar, Adil, Jujur, dan Dapat Dipercaya

Pemimpin yang jujur dan adil merupakan pemimpin yang dikehendaki Allah, karena Allah senantiasa menyeru
h untuk berlaku adil dan berbuat baik dan jujur supaya dapat dipercaya oleh masyarakat atau oleh orang khalayak umum

g) Musyawarah.

Pemimpin yang sukses harus mampu membangun suasana dialogis dan komunikasi yang baik antara komponen dalam organisasi dengan jalan melakukan musyawarah sehingga seluruh komponen mereka ikut terlibatkan.

h) Cerdik dan Memiliki Firasat.

Pemimpin harus memiliki kecerdikan dan insting yang kuat dalam merespon fenomena yang ada, sehingga dapat melihat kesuksesan bagi organisasi tersebut
atau bagi masyarakat yang di pimpinnya.

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

A.    Teori Keturunan ( Hereditas Theory )

Hereditas biasa didefinisikan sebagai transmisi genetik dari orang tua pada keturunannya, meski kejadian sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Anak pada dasarnya tidak mewarisi bentukan fisik seperti tinggi badan, warna kulit ataupun rambut. Anak juga tidak mewarisi bakat bermusik atau kecenderungan berbuat kriminal, yang diwarisi anak dari ayah dan ibunya adalah genotif mereka. Teori hereditas merupakan bahasan filsafat sains yang menarik untuk diperdebatkan karena selain mempengaruhi perkembangan bidang keilmuan biologi modern, hereditas juga mempengaruhi bidang sosial.

B.     Teori Lingkungan ( Environmental Theory )

          Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan tertentu. Dan dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi dan kondisi.

Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not born).. seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam lingkungan sosial, yaitu suatu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan situasi dan kondisi sosial untuk bertindak dan berkarya mengatasi masalah-masalah sosial yang timbul.
Contohnya : Pemandangan suatu kota besar di mana terlalu banyak gedung tinggi, kendaraan, lampu kota, papan reklame. Oleh karena itu, orang yang tinggal di kota besar sering mengeluh jenuh, bosan, ingin melarikan diri untuk mencari ketenangan dan kedamaian.

C.    Teori Campuran ( Konvergensi Theory )

Teori ini secara bahasa yaitu berasal dari bahasa Inggris dari kata verge yang artinya menyatu, mendapat awalan con yang artinya menyertai, dan mendapat akhiran ance sebagai pembentuk kata benda. Sedangkan secara istilah konvergensi mengandung arti perpaduan antara entitas luar dan dalam, yaitu antara lingkungan sosial dan hereditas. kamus Inggris Convergence yang artinya pertemuan pada satu titik. dalam kamus psikologi yang dimaksud aliran konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku.
            Teori konvergensi ini dipelopori oleh William Lois Stern (1871-1936), Stern adalah salah satu pelopor dari psikologi modern dan perannya terletak dalam kemampuannya untuk menyatukan teori-teori yang saling bertentangan untuk menerangkan tingkah laku, yaitu antara aliran nativisme dan aliran empirisme. Beliau lahir di Jerman di kota Berlin pada tanggal 29 April 1871. Tetapi meninggal di Amerika Serikat yaitu di Durham, North California pada tanggal 27 Maret 1938.
Aliran konvergensi lahir dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang dua faktor yang mempengaruhi perkembangan akhlak anak, yaitu faktor hereditas (keturunan) dan Environmental (lingkungan). Para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lainnya memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan, perkembangan manusia itu bergantung kepada pembawaan ataukah lingkungan atau dengan kata lain dalam perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa dibawa dari keturunan (pembawaan) ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan? maka dari dua faktor itu timbul tiga aliran.

Adapun tiga aliran-aliran yang terdapat pada teori konvergensi antara lain
a.      Aliran Nativisme
Teori nativisme berasal dari kata natis yang berarti lahir, natives, kelahiran, pembaharuan. Teori nativisme menyatakan bahwa perkembangan semata-mata ditentukan oleh pembawaan yaitu pembawaan yang dibawa sejak lahir.
Berdasarkan hal tersebut nativisme tidak dapat diterima secara penuh, artinya teori ini tidak mampu menerangkan kejadian-kejadian didalam masyarakat, atau dengan kata lain teori nativisme berat sebelah.
b.      Aliran Naturalisme  
Naturalisme berasal dari bahasa latin dari kata nature artinya, alam, tabiat. Dan pembawaan, aliran ini juga dinamakan negativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Menurut Ngalim Purwanto aliran Naturalisme adalah pada hakekatnya semua anak (manusia) sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinya. Jika pengaruh pendidikan itu baik, akan menjadi baiklah ia; akan tetapi jika pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya.
Pelopor aliran Naturalisme adalah J. J Rousseu seorang naturalis filosofi bangsa Perancis yang hidup dalam tahun 1712-1778. Dia berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi rusak di tangan manusia. Oleh karena itu, sebagai pendidik Rousseau mengajukan pendidikan alam artinya, anak hendaklah dibiarkan tumbuh berkembang sendiri menurut alamnya manusia atau masyarakat jangan banyak menyampurinya.
c.       Aliran Empirisme
Teori empirisme berasal dari kata empiris, berarti pengalaman. Jadi teori ini mempunyai maksud bahwa perkembangan itu semata-mata tergantung kepada faktor lingkungan saja. Aliran empirisme ini mengasumsikan bahwa anak yang baru lahir itu seperti kertas yang masih bersih (tabularasa). Sehingga perkembangan anak itu, baik buruknya ditentukan oleh faktor lingkungan saja, sedangkan faktor bawaan tidak berpengaruh. Jadi lingkungan di mana anak itu hidup adalah faktor terpenting yang membentuk kepribadian anak tersebut.
Aliran empirisme ini ternyata tidak tahan uji, dalam arti aliran ini tidak dapat menjawab masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, hal ini di contohkan dalam kehidupan sehari-hari perlakuan dalam proses pendidikan yang kita ajarkan kepada murid satu kelas dengan lingkungan yang sama tetapi tingkat pemahaman anak terhadap materi yang kita ajarkan itu berbeda-beda.


Kesimpulan dari bahasan tentang Tabi’at Kepemimpinan

          Menurut saya dapat saya ambil pendapat dan menarik kesimpulan dari tabi’at kepemimpinan yaitu bahwasannya seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki banyak tugas dan tanggung jawab yang harus di embaninya, baik tanggung jawab dalam hal apapun entah hal kepemerintahan, sosial, ekonomi, dan lain-lainnya demi kesejahteraan masyarakat yang di pimpinnya. Maka dari itu untuk menjadi sosok seorang pemimpin yang baik dan bertanggung jawab hal ini harus berpedoman pada sifat-sifat yang baik pula misalnya dengan mencontoh sifat-sifat Rasullullah Saw dimana beliau selalu mementingkan masyarakat yang di pimpinnya lewat sifatnya yang amanah, adil, jujur dan sifat-sifat baik lainnya, demi kesuksesan dan kemajuan atas warga atau masyarakat yang di pimpinnya.



















                                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Dan Tipe Kepemimpinan Autokratis, Faternalistik, Militeristik, Demokratis dan Karismatik

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM